Cari Blog Ini
Tampilkan postingan dengan label Serba Serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba Serbi. Tampilkan semua postingan
Minggu, 13 November 2011
Laptop Tipis LG Tantang Ultrabook
SAHABAT INSPIRASI INDONESIA - Berdasarkan ketentuan Intel, predikat Ultrabook hanya diberikan pada laptop dengan ketipisan maksimal 20 mm, sedangkan laptop tipis LG Xnote P330 memiliki ketebalan 32 mm. Meski tak bisa disebut Ultrabook, LG ngotot akan menonjolkan performanya yang disebut lebih bagus dari Ultrabook.
Untuk bisa bersaing dengan Ultrabook, LG telah menyiapkan performa laptopnya dengan spesifikasi khusus. Pengguna diberi kebebasan memilih laptop dengan prosesor Intel Core i5 atau Core i7. Spesifikasi RAM-nya juga bisa dipilih antara 4GB atau 8GB. Sementara kartu grafisnya menggunakan Nvidia GeForce GT 555M.
Konektivitasnya mendukung wifi 802.11 g/b/n, USB 3.0, dan HDMI konektor. Sedangkan untuk penyimpanannya, LG menggabungkan hard disk drive (HDD) dengan solid state drive (SSD) untuk lebih menghemat baterai. Pilihannya ada 40 GB/640GB atau 64GB/750GB.
BACA:
Survei Membuktikan Mayoritas Wanita Sulit Simpan Rahasia
Layarnya lumayan lebar 13,3 inch dengan resolusi 1.366 x 768 pixels. Resolusi ini sudah cukup untuk memunculkan gambar kualitas high definition dan untuk memainkan game berkualitas. Beratnya 1,7 kg dan daya baterainya hingga 6 jam.
Dengan kemampuan tersebut, wajar jika LG mematok laptopnya paling murah 1.323 dolar AS dan tertinggi 2.000 dolar AS untuk paket lengkapnya. Sebagai pembanding di harga tersebut, masih ada laptop lebih tipis dari seri Asus UX.
Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2011/11/12/15163955/Laptop.Tipis.LG.Tantang.Ultrabook
Kamis, 10 November 2011
Bung Tomo Pemimpin Perjuangan Surabaya 10 november 1945
Bung Tomo adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda.
Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.
Masa muda
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang
Pemimpin Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh tentara-tentara NICA. Sutomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi.
Meskipun Indonesia kalah dalam Pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.
Setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.
Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia.
BACA:
Selamat Hari Pahlawan
Namun pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto. Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal.
Ia masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, namun ia tidak pernah mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya, dan ia berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikannya.
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.
Gelar Pahlawan Nasional
Setelah pemerintah didesak oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Fraksi Partai Golkar (FPG) agar memberikan gelar pahlawan kepada Bung Tomo pada 9 November 2007.[2] Akhirnya gelar pahlawan nasional diberikan ke Bung Tomo bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008 di Jakarta
Kontroversi
Pada tahun 1950-an di Surabaya, Bung Tomo berusaha sebagai penolong tukang becak pertama yakni dengan mendirikan pabrik sabun melalui uang iuran tukang becak untuk pendirian pabrik sabun. pabrik tersebut didirikan oleh dan untuk tukang becak akan tetapi kelanjutan ide pendirian pabrik sabun berhasil nihil dan tanpa adanya pertanggungan-jawaban keuangan.
Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Bung_Tomo
Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda.
Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.
Masa muda
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang
Pemimpin Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh tentara-tentara NICA. Sutomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi.
Setelah Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.
Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia.
BACA:
Selamat Hari Pahlawan
Namun pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto. Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal.
Ia masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, namun ia tidak pernah mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya, dan ia berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikannya.
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.
Gelar Pahlawan Nasional
Setelah pemerintah didesak oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Fraksi Partai Golkar (FPG) agar memberikan gelar pahlawan kepada Bung Tomo pada 9 November 2007.[2] Akhirnya gelar pahlawan nasional diberikan ke Bung Tomo bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008 di Jakarta
Kontroversi
Pada tahun 1950-an di Surabaya, Bung Tomo berusaha sebagai penolong tukang becak pertama yakni dengan mendirikan pabrik sabun melalui uang iuran tukang becak untuk pendirian pabrik sabun. pabrik tersebut didirikan oleh dan untuk tukang becak akan tetapi kelanjutan ide pendirian pabrik sabun berhasil nihil dan tanpa adanya pertanggungan-jawaban keuangan.
Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Bung_Tomo
Selamat Hari Pahlawan 10 November 2011 ke-66
Hari ini tepat tanggal 10 November 2011, yang diperingati sebagai "Hari Pahlawan" di seluruh tanah air kita. Dimana-mana entah itu di kampung, kantor, instansi, sekolahan, kampus diadakan upacara untuk menghormati jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Mereka tidak mati sia-sia, karena tujuan perjuangan mereka adalah untuk membuat bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan. Sehingga pada saat ini, kita semua bisa hidup lebih damai, lebih aman dan lebih sejahtera daripada pada saat masa penjajahan.
SEJARAH SINGKAT
Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. Perjuangan Arek-arek Suroboyo di pimpin langsung oleh Bung Tomo.
Dengan menelusuri kembali sejarah perjuangan bangsa, maka jelaslah bahwa Republik Indonesia yang diproklamasikan oleh Sukarno-Hatta pada tgl 17 Agustus 1945 adalah hasil jerih-payah, hasil aliran air-mata dan darah, hasil pengorbanan di penjara-penjara atau di tempat pembuangan Digul, yang disumbangkan oleh begitu banyak orang dari berbagai golongan masyarakat negeri ini. Dan bisalah kiranya kita artikan bahwa pertempuran-pertempuran Surabaya (dan di tempat-tempat lainnya waktu itu) adalah, pada hakekatnya, pembelaan hasil pejuang-pejuang perintis kemerdekaan sebelum 1945. Singkatnya, 10 November 1945 adalah bentuk nyata tekad kolektif untuk membela Republik Indonesia (yang waktu itu baru berumur sekitar 3 bulan).
Dengan pendekatan sejarah yang demikian itulah makin kelihatan bahwa 10 November adalah bagian sejarah yang ada tali-temalinya - atau kepanjangan _ dengan peristiwa-peristiwa penting sebelumnya dalam melawan kolonialisme Belanda, antara lain: semangat pembrontakan PKI tahun 1926, pidato _Indonesia Menggugat_ oleh Bung Karno di depan pengadilan Belanda di Bandung (1927), pidato lahirnya Pancasila oleh Bung Karno (1 Juni 1945). Kalau sama-sama kita simak-simak kembali kedua pidato Bung Karno itu, dan kita renungkan isinya secara dalam-dalam, maka kita temukanlah di situ cita-cita bangsa kita untuk mencapai kemerdekan nasional dan persatuan bangsa, demi mendirikan suatu negara bagi rakyat kita.
KEAGUNGAN ARTI 10 NOVEMBER
Spoiler for Keagungan arti 10 Nopember:
Kebesaran arti pertempuran Surabaya, yang kemudian dikukuhkan sebagai Hari Pahlawan, bukanlah hanya karena begitu banyaknya pahlawan - baik yang dikenal maupun tidak di kenal _ yang telah mengorbankan diri demi Republik Indonesia. Bukan pula hanya karena lamanya pertempuran secara besar-besaran dan besarnya kekuatan lawan. Di samping itu semua, kebesaran arti pertempuran Surabaya juga terletak pada peran dan pengaruhnya, bagi jalannya revolusi waktu itu. Pertempuran Surabaya telah dapat memobilisasi rakyat banyak untuk ikut serta, baik secara aktif maupun pasif, dalam perjuangan melawan musuh bersama waktu itu, yaitu tentara Inggris yang melindungi atau _menyelundupkan_ NICA ke wilayah Indonesia.
Pertempuran Surabaya juga telah menyebarkan, ke daerah-daerah yang paling jauh di Indonesia, kesadaran republiken, patriotisme yang tinggi, solidaritas seperjuangan di kalangan berbagai suku, agama, keturunan. P_ngaruhnya bagaikan nyala api besar yang membakar semangat perlawanan sehingga muncul juga pertempuran di banyak tempat di Indonesia. (Untuk menyebut sekedar sejumlah kecil di antaranya : di Jakarta pada tanggal 18 November, di Semarang tgl 18 November, di Riau tanggal 18 November, di Ambarawa tanggal 21 November, di pulau Bangka 21 November, di Brastagi tanggal 25 November, di Bandung tanggal 6 Desember, di Medan 6 Desember, di Bogor tanggal 6 Desember).
Ciri utama berbagai perjuangan yang meletus di banyak kota dan daerah di Indonesia adalah bahwa peristiwa-peristiwa itu mendapat dukungan besar moral dan material dari rakyat, yang berarti juga telah menggugah rasa kebersamaan patriotik dalam perjuangan, dan dalam skala yang luas. Dalam kaitan ini, patut dikenang bersama betapa banyaknya dapur-dapur umum yang telah diselenggarakan oleh rakyat di mana-mana bagi mereka yang berjuang, tanpa imbalan apa pun juga. Juga, betapa banyaknya rombongan pemuda-pemuda yang berbondong-bondong menuju daerah pertempuran.
Artinya, perjuangan melawan tentara Inggris (dan NICA) telah menggugah semangat patriotisme yang lintas-suku, lintas-agama, lintas-keturunan ras, dan lintas-aliran politik. Dengan semangat itu jugalah, rakyat Indonesia kemudian meneruskan, antara tahun 1945 sampai 1949, perjuangan melawan Belanda, sesudah tentara Sekutu (Inggris) meninggalkan Indonesia.
BACA:
SMKN 5 Surabaya, Juara 1 Lomba Desain Maskot Dengan Inkscape
Dalam merenungkan kembali pertempuran Surabaya (dan juga pertempuran-pertempuran lainnya yang terjadi di banyak tempat di negeri kita) maka terbayanglah betapa indahnya suasana revolusi waktu itu, ketika patriotisme yang tinggi dan semangat sedia berkorban demi kepentingan rakyat dan bangsa menjadi kebanggaan umum. Suasana revolusi waktu itu telah memberikan pendidikan moral yang besar bagi banyak orang.
Sesudah bangsa kita melewati masa gelap Orde Baru, ketika api patriotisme sudah dibikin pudar dan semangat kerakyatan sudah dibikin semaput selama puluhan tahun, maka patutlah kiranya kita tetap menyimpan harapan bahwa bangsa kita akan bisa menemukan kembali arah besar yang sudah ditunjukkan oleh para pejuang perintis kemerdekaan dan para pahlawan yang sudah mendahului kita, yaitu : dengan jiwa Bhinneka Tunggal Ika mengabdi terus kepada kepentingan rakyat secara tulus!
Peperangan kita saat ini tidak menggunakan senjata pembunuh. Karena musuh utama bangsa kita saat ini adalah KORUPTOR, KEBODOHAN dan KEMISKINAN
Sudahkah kita ambil bagian? (Pertanyaan buatku..buatmu..buat kita semua..)
Selamat Hari Pahlawan Nasional – 10 November 2011
Terima kasih Pahlawanku...
Kami siap Melanjutkan Perjuanganmu. Semoga jasa jasa para pahlawan akan membawa mereka ke tempat terbaik di alam sana.
Source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11400041
Rabu, 09 November 2011
Kejanggalan SMS Dukung Komodo Versi Abimanyu
Tidak semua mendukung program pemilihan Pulau Komodo mengikuti ajang seleksi tujuh keajaiban alan baru di dunia. Bahkan ada yang meminta pemerintah harus menghentikan penggalangan dukungan melalui SMS (pesan singkat) untuk memenangkan Taman Nasional Komodo sebagai new7wonders of nature, karena dinilai banyak kejanggalan. Kalaupun akhirnya penyelenggaranya New7Woders (N7W) memenangkan Komodo, dikhawatirkan justru akan mempermalukan Indonesia.
"Tidak masalah memopulerkan Taman Nasional Komodo di dunia. Tetapi harus menggunakan cara-cara elegan dan terhormat. Bukan dengan cara manipulatif," kata Pakar Telematika Abimanyu "Abah" Wahjoewidajat AACS, di Jakarta, Selasa (8/11).
Pengajar human computer interaction Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini mengatakan sesungguhnya komodo (Varanus Komodoensis) sudah terkenal dengan ataupun tanpa peran N7W. Justru organisasi yang konon bermarkas di Zurich, Swiss ini terindikasi akan memanfaatkan kepopuleran komodo untuk mencari keuntungan.
Kejanggalan yang terlihat, kata Abimanju, dari tarif yang semula Rp 1000 menjadi Rp 1 per SMS dan dari nomor yang sama bisa mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya. Padahal sebelumnya hanya melalui internet yang terbatas. "Ini saja sudah tak nyambung alasannya."
Sebelum diputuskan menjadi Rp 1 per SMS, LSM Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) yang dipimpin Emmy Hafild, mengaku sempat menerima dukungan SMS bertarif Rp 1.000 sehingga total terkumpul dana Rp 1 miliar. Namun dana itu tak pernah jelas penggunaannya.
Vote Komodo melalui SMS telah dibuktikan pemegang sertifikat ahli IT Australia itu dengan mencoba mengirimkan dukungan selain nama kata komodo. Kata apa pun yang dikirimkan melalui SMS dukungan kepada komodo selalu dijawab terima kasih telah mendukung komodo. Diperkirakan mesin SMS telah direkayasa untuk selalu mendukung komodo apapun input kata-katanya.
Menurut ahli technopreanurship ini, N7W menetapkan 28 finalis dari 400 nominasi obyek wisata alam yang bakal diunggulkan dalam tujuh keajaiban dunia baru, dan Komodo -- yang sudah hidup lebih dari 60 (enam puluh) juta tahun -- termasuk finalis. Namun melalui SMS 9818 pengirim SMS tidak diberi alternatif lain selain memilih komodo.
"Bagaimana kalau turis asing di Indonesia yang ingin mendukung Blackforest (Jerman) misalnya. Atau Bu Tinah Island di Uni Emirat Arab atau Amazon (Brazil). Mereka tak bisa memilih," kata Abimanju.
BACA:
Siswa SMK Ubah Sepeda Bekas Jadi Pixie
Pakar telematika itu menyarankan saatnya pemerintah bersikap dan jangan hanya mendiamkan. "Masak Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) hanya diam. Padahal kejanggalan sudah lama terlihat. Memalukan kalau untuk popularitas yang tidak perlu harus menggunakan segala cara," kata Abimanju. Dia mengingatkan SMS berindikasi penipuan bias digugat karena melanggar pasal 28 ayat (1) UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Pelanggarnya diancam hukuman kurungan enam tahun penjara atau denda Rp 1 miliar.
Masyarakat, kata Abimanju, bisa melakukan class action atas kejanggalan dan penipuan SMS ini.
"Saya kira kita semua ingin mendukung agar komodo menjadi terkenal di dunia. Tetapi harus dilakukan dengan cara yang baik. Jangan malah komodo justru ditunggangi untuk kepentingan, lalu membayar kepada N7W karena di amerasa berjasa," kata Abimanju menambahkan.
Source: http://www.tribunnews.com/2011/11/09/abimanyu-desak-sms-komodo-distop
Benarkah Yayasan New 7 Wonders Tidak Kredible?
Setelah diguncang pemberitaan tentang Fakta dibalik kompetisi New 7 Wonders, kini yayasan yang mengadakan pemilihan New 7 Wonders secara online tersebut dipertanyakan kredibilitasnya.
Penjelasan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern yang menyatakan bahwa organisasi New 7 Wonders of the World bukanlah organisasi yang kredibel menuai bantahan dari berbagai pihak. Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Djoko Susilo, dalam surat elektroniknya seperti dikutip Antara News, Selasa pagi, menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berpolemik lebih lanjut.
"Akan tetapi, sebagai bagian tugas yang diemban dari negara, kami harus menginformasikan kepada publik kronologi kebangkrutan New 7 Wonders of the World AG," katanya.
Djoko dalam surelnya tertanggal 8 November 2011 memaparkan kronologi sebagai berikut:
- New 7 Wonders of the World didaftarkan sebagai Perusahaan Terbatas (PT) atau Allgemeine Gessellschaft dengan modal 103.000 chf (sekitar Rp1 miliar) di kanton Schwyz pada tanggal 26 Juni 2000 oleh Bernard Weber dkk.
- Tujuan perusahaan, sebagaimana tercatat di kantor register kanton ialah mempromosikan keajaiban dunia melalui dunia maya/internet.
- Alamat perusahaan di Bahnhofstrasse No. 19, CH 8832 Wollerau (kanton Schwyz).
- Pada tanggal 7 Oktober 2003 pengadilan setempat menyatakan PT New 7 Wonders of the World bangkrut dan pemerintah kanton Schwyz secara resmi membatalkan pendaftaran organisasi itu sebagai PT (AG) pada tanggal 5 Januari 2006.
- Ketika dalam proses kebangkrutan ini, Bernard Weber dkk. membuat yayasan (stiftung) dengan tujuan sama dan nama yang sama, yakni New 7 Wonders of the World.
- Yayasan New 7 Wonders of the World ini didaftarkan di kantor register kanton Zurich pada tanggal 7 April 2004. Alamat yayasan ini: c/o Heidi Weber, privat museum Heidi weber haus von le Corbusier Hochgasse 8, CH 8008 Zurich.
- Yayasan inilah yang kemudian melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan New 7 Wonders of the World.
Berkaitan dengan fakta-fakta tersebut, kata Djoko, KBRI Bern tetap pada keyakinan awal bahwa organisasi ini tidak kredibel dan tidak layak dipercaya memberikan gelar ajang kompetisi internasional.
Source: http://berita.liputan6.com/read/362012/new-7-wonders-perusahaan-tidak-kredibel
Langganan:
Postingan (Atom)